top of page

perubahan arah bisnis di dunia? Apa dampaknya? Prediksi pada rentang tahun 2023 - 2027

Writer's picture: GRC TeamGRC Team

Updated: Oct 27, 2024


Berdasarkan World Economic Forum (WEF), 5 faktor yang paling berpengaruh terhadap transformasi bisnis saat ini di dunia adalah


  • Meningkatnya pemanfaatan teknologi baru dan terdepan,

  • Akses digital yang sudah meluas,

  • Aplikasi standar lingkungan, sosial, dan pemerintahan (ESG) yang meluas,

  • Meningkatnya biaya hidup konsumen, dan

  • Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.



Apa Dampaknya?


3 Aspek yang menyebabkan penciptaan lapangan kerja terbanyak :

  • Adanya Investasi untuk Memfasilitasi Green Transition


Isu lingkungan pada era industrialisasi semakin marak dibahas oleh banyak kalangan seiring berkembangnya teknologi dari masa ke masa. Pada era ini, proses produksi dilakukan secara masal sehingga limbah yang dihasilkan menjadi tak terkontrol. Akibatnya, perubahan iklim dan gangguan ekosistem perairan dan tanah terjadi di seluruh dunia.


Investasi untuk memfasilitasi green transition menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada rentang tahun 2023 - 2027, pebisnis memprediksi bahwa akan ada banyak bisnis yang mewadahi solusi terhadap hal ini. Dengan begitu, lapangan kerja akan banyak terbuka pada sektor lingkungan.


  • Penggunaan standar ESG yang lebih luas


Isu yang sama melatarbelakangi transformasi bisnis, yaitu lingkungan. Tidak terkendalinya polutan yang dihasilkan dari proses industri menyebabkan terciptanya regulasi yang baru untuk menekan hal tersebut.


Keberadaan aspek E, S, dan G dalam satu kesinambungan menciptakan keadilan sosial dan lingkungan yang lebih teratur dengan melibatkan regulasi-regulasi pemerintah yang mendukung keduanya. Tenaga kerja yang mengurusi hal ini akan terus dibutuhkan seiring berkembangnya teknologi berkelanjutan (sustainable).


  • Supply Chain menjadi lebih terlokalisasi


Dampak ini ada karena dipercepat oleh keadaan saat dan pasca era COVID-19. Kerentanan dari Supply Chain dunia menjadi sangat terlihat karena kondisi ini. Pada era ini, satu-satunya sumber pasokan yang dapat digunakan adalah pasokan lokal. Masyarakat setempat menjadi lebih mahir dalam memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan atau menjual produk-produknya.


Saat ini, teknologi tersebut dimanfaatkan lebih luas lagi oleh supplier lokal. Karena pebisnis juga mencari bahan-bahan lokal yang cenderung lebih murah, hal tersebut dapat meningkatkan demand bagi supplier lokal, dan menciptakan lapangan kerja di sektor tersebut.



Lalu Bagaimana Dengan Indonesia?


Adanya Investasi untuk Memfasilitasi Green Transition


Berdasarkan data dari World Economic Forum, investasi untuk memfasilitasi green transition meningkatkan jumlah lapangan kerja di Indonesia.


Dengan voters sebanyak : 78%



Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor :




Penggunaan Standar ESG yang Lebih Luas


Pada aspek penggunaan standar ESG yang lebih luas, hal tersebut juga akan menyebabkan pertambahan lapangan kerja di Indonesia.


Dengan voters sebanyak : 51%



Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor :



Supply Chain yang Lebih Terlokalisasi


Namun, pada aspek Supply Chain yang lebih terlokalisasi, tidak ada data terkait pertambahan lapangan kerja di Indonesia.


Malahan, Indonesia juga tidak masuk 10 besar negara Asia Timur, Asia Pasifik, dan Lainnya yang memiliki Supply Chain terlokalisasi berdasarkan World Economic Forum.








Supply Chain Indonesia yang Belum Terlokalisasi


Indonesia tidak masuk ke dalam 10 besar kategori ini karena beberapa faktor :


  1. Walaupun Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mulai cenderung menjadi negara importir, jumlah produk yang diekspor masih tergolong banyak sehingga masih bergantung pada supply chain global.

  2. Tantangan infrastruktur berupa transportasi, energi, dan logistik masih kurang efisien dalam melokalisasi supply chain.

  3. Wilayah Negara Indonesia yang sangat luas membuat lokalisasi supply chain menjadi sulit mendominasi.

6 views0 comments

Comments


bottom of page