top of page

Mengenal Perbedaan AI Generatif dan AI Industri: Inovasi Siemens di Tech Summit 2025

  • Writer: GRC Insight
    GRC Insight
  • Jun 17
  • 2 min read


Jakarta, 11 Juni 2025 – Dalam Siemens Tech Summit 2025 yang digelar di Jakarta, Siemens AG menyoroti perbedaan mendasar antara Generative AI (GenAI) dan AI untuk industri. Peter Koerte, Managing Board Member & CTO Siemens AG, menjelaskan bahwa AI industri tidak hanya berbasis teks seperti model bahasa besar (LLM), melainkan menangani data teknis seperti suhu, tegangan, koordinat, gambar 2D/3D, hingga Process and Instrumentation Diagram (P&ID).



“Kami membangun industrial foundation model yang dilatih secara khusus untuk memahami konteks data industri,” ujar Peter. Ia menambahkan bahwa akurasi AI industri harus mencapai 90% ke atas untuk dapat digunakan secara andal dalam lingkungan kerja yang kompleks. Menurutnya, akurasi 80% saja belum cukup untuk industri yang menuntut keandalan tinggi.


Surya Fitri, Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia, mencontohkan penerapan AI dalam mendeteksi akar masalah kerusakan (root cause analysis) tanpa kehadiran fisik tim pemeliharaan. Dengan pelatihan data yang tepat, AI mampu mengoreksi sistem secara mandiri, sehingga mengurangi kebutuhan intervensi manusia secara langsung dan mempercepat proses pemeliharaan.


Berbeda dengan GenAI yang umum digunakan publik, AI industri menuntut pemahaman domain mendalam dan pengolahan data teknik yang rumit. Siemens menekankan bahwa solusi ini dirancang untuk mendukung insinyur dalam berbagai tahapan kerja, seperti pengenalan fitur mesin, otomatisasi pembuatan P&ID, dan analisis data teknik.


Selain itu, Siemens juga mengembangkan Industrial Copilot berbasis generative AI yang mengotomasi tugas-tugas teknis seperti penulisan kode untuk programmable logic controllers (PLC) dalam bahasa alami, sehingga mempercepat pengembangan dan meningkatkan akurasi kode hingga 60% lebih cepat dengan minim kesalahan. Copilot ini telah digunakan oleh lebih dari 120.000 profesional di seluruh dunia dan kini diperluas untuk mendukung siklus pemeliharaan secara menyeluruh, dari pemeliharaan reaktif hingga prediktif, yang dapat menghemat waktu pemeliharaan reaktif hingga 25%.


Dalam konteks digitalisasi industri nasional, Siemens menegaskan komitmennya untuk mendorong transformasi digital yang berkelanjutan dan efisien di Indonesia. Surya Fitri menegaskan bahwa transformasi digital akan membuat industri Indonesia lebih adaptif dan kompetitif secara global. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian juga mendukung agenda ini, khususnya dalam pelatihan dan hilirisasi industri berbasis digital.


Teknologi AI industri Siemens juga telah diterapkan di berbagai sektor manufaktur global, seperti di pabrik Audi yang menggunakan AI untuk inspeksi titik las secara otomatis, mempercepat proses inspeksi hingga 25 kali lipat, dan memungkinkan perbaikan langsung di lantai produksi. Kolaborasi Siemens dengan NVIDIA juga menghadirkan solusi AI yang menggabungkan digital twins dan robotika cerdas untuk meningkatkan fleksibilitas dan produktivitas pabrik.


Dengan inovasi ini, Siemens menunjukkan bagaimana AI industri dapat menjadi game-changer yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendukung keberlanjutan dan daya saing industri di era digital.




bottom of page