top of page

KAI Luncurkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang: Inovasi Transportasi Indonesia

  • Writer: GRC Insight
    GRC Insight
  • Aug 26
  • 2 min read

ree

PT Kereta Api Indonesia (KAI) baru-baru ini memperkenalkan terobosan penting dalam transportasi nasional: sebuah gerbong kereta khusus yang dirancang untuk petani dan pedagang. Inovasi ini bukan sebatas modifikasi biasa, tapi jawaban konkret terhadap kebutuhan distribusi hasil pertanian yang selama ini menghadapi hambatan logistik, waktu, dan biaya.

Inisiatif ini lahir dari survei sejak Mei 2024, yang mengungkap kebutuhan nyata masyarakat pedesaan terhadap transportasi yang lebih fleksibel. Di Balai Yasa Surabaya Gubeng, gerbong penumpang Kelas Ekonomi (K3) tengah dimodifikasi khusus agar bisa membawa barang dalam jumlah besar secara nyaman. Kursi kini disusun sejajar di kedua sisi gerbong, menyisakan ruang tengah yang lapang untuk barang dagangan. Lebar pintu bordes diperluas dari 800 mm menjadi 900 mm, dan sekat serta partisi dilepas untuk memperlancar akses masuk-keluar barang. Setelah modifikasi, kapasitas tempat duduk berubah dari 106 menjadi 73 kursi—tetap disisipi satu toilet dan rak bagasi demi kenyamanan penumpang.

Pada pertengahan Agustus 2025, KAI melakukan ujicoba statis dan dinamis. Uji statis berlangsung di Balai Yasa Surabaya Gubeng pada 14–15 Agustus, diikuti uji dinamis pada rute Surabaya–Lamongan pada 15 Agustus, yang melibatkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub untuk memastikan standar keselamatan terpenuhi sebelum layanan resmi diluncurkan.

Menurut Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo—dikenal sebagai Tiko—operasional kereta ini akan dimulai dini hari sebelum jadwal kereta reguler. Slot waktu ini dipilih agar distribusi hasil tani dan dagangan dapat dilakukan tanpa mengganggu layanan penumpang biasa, khususnya menuju Jakarta.

Inisiatif ini mendapat apresiasi luas. Ekonom dari CORE Indonesia, Eliza Mardian, menyoroti bahwa penggunaan kereta dapat menekan biaya logistik dan mempercepat mobilisasi barang. Ini diyakini akan membuka akses pasar bagi petani, nelayan, peternak, serta UMKM lokal—serta memperkuat ketahanan pangan dan memperkecil ketimpangan distribusi.Wakil Ketua MTI Pusat, Djoko Setijowarno, menambahkan bahwa inovasi ini bukan hal baru secara sejarah. Ia mengingatkan bahwa sejak era kolonial hingga masa awal kemerdekaan, Indonesia pernah mengoperasikan KA pasar atau gerbong barang untuk mendukung aktivitas ekonomi rakyat. Kehadiran kereta terbaru ini dipandang sebagai modernisasi dari konsep lama yang relevan kembali pada kebutuhan zaman.

Peluncuran kereta khusus ini mencerminkan komitmen KAI untuk menyelaraskan layanan publik dengan kebutuhan masyarakat. Transportasi bukan lagi hanya soal mobilitas penumpang, tetapi juga berkaitan dengan menciptakan konektivitas ekonomi di desa yang menghubungkan hasil tani ke pasar kota secara efisien dan inklusif.


Sumber:


 
 
bottom of page