LPDP dan Muhammadiyah Kolaborasi Pendanaan Riset Indonesia: Langkah Revolusioner untuk Riset Indonesia!
- GRC Insight
- 2 days ago
- 2 min read

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam pengembangan ekosistem riset nasional, terutama terkait dengan keterbatasan pendanaan yang telah menjadi hambatan struktural selama bertahun-tahun. Kondisi ini tercermin dari alokasi anggaran riset yang masih sangat rendah, yakni hanya sekitar 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh di bawah standar internasional yang merekomendasikan minimal 1 persen untuk negara berkembang. Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 80 persen atau lebih dari pendanaan riset di Indonesia masih bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sementara kontribusi sektor swasta masih sangat minim dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Korea Selatan yang justru didominasi oleh pendanaan industri mencapai 80-84 persen.

Di tengah keterbatasan tersebut, riset memiliki peran krusial sebagai pilar utama pembangunan nasional dan upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Riset yang berkualitas menjadi fondasi bagi pembuatan kebijakan berbasis bukti, sehingga setiap keputusan pemerintah dapat lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran dalam menanggulangi masalah sosial dan ekonomi. Ekosistem riset yang kuat juga berperan sebagai motor penggerak inovasi teknologi yang dapat meningkatkan daya saing global Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta memperkuat budaya ilmiah di masyarakat. Lebih dari itu, riset yang terarah dapat menjawab tantangan nasional dan menghasilkan inovasi yang memberikan solusi praktis bagi masalah pembangunan, sekaligus mendukung pencapaian agenda besar pemerintah.
Merespons tantangan pendanaan riset tersebut, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengambil langkah strategis dengan berkolaborasi bersama Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 2025. Kerja sama historis ini menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan dana abadi riset di Indonesia melalui mekanisme pooling fund atau dana bersama sebesar 20 miliar rupiah, dengan kontribusi seimbang dari kedua belah pihak masing-masing 10 miliar rupiah. Kolaborasi ini melahirkan Program Riset Invitasi Berkemajuan yang bertujuan mendorong inovasi riset nasional dengan pola kolaborasi sinergis antara pemerintah melalui LPDP dan organisasi masyarakat berbasis keagamaan.
Signifikansi kerja sama ini tidak hanya terletak pada jumlah dana yang dialokasikan, tetapi lebih pada potensi dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem riset Indonesia. Dengan jaringan Muhammadiyah yang mencakup 162 perguruan tinggi, 353 rumah sakit dan klinik, serta lebih dari 5.000 sekolah di seluruh Indonesia, program ini memiliki jangkauan yang sangat luas dan dapat menciptakan efek multiplier dalam pengembangan riset nasional. Model pooling fund ini diharapkan dapat menjadi template bagi kolaborasi serupa dengan organisasi masyarakat lainnya, sehingga secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan pendanaan riset terhadap APBN dan menciptakan diversifikasi sumber dana yang lebih berkelanjutan.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen serius untuk menjembatani kesenjangan antara hasil riset dan kebutuhan industri serta masyarakat, sehingga dampak riset dapat dirasakan secara langsung dan mempercepat proses modernisasi Indonesia. Program Riset Invitasi Berkemajuan dirancang dengan fokus pada riset yang dapat menjawab tantangan nyata bangsa, mendorong inovasi yang berdampak nasional, dan menciptakan ekosistem riset yang lebih inklusif dan kolaboratif. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat terbentuk budaya riset yang tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pemerintah, tetapi melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Keberhasilan inisiatif ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan pendanaan riset di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi model kolaborasi inovatif lainnya antara pemerintah dan organisasi masyarakat sipil dalam membangun ekosistem riset yang mandiri dan berkelanjutan.