Payment ID Resmi Diluncurkan 17 Agustus 2025
- GRC Insight
- Aug 13
- 1 min read

Bank Indonesia (BI) siap meluncurkan sistem pembayaran revolusioner bernama Payment ID pada 17 Agustus 2025—bertepatan dengan perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia. Ini bukan sekadar identitas finansial biasa. Payment ID merupakan kode unik yang akan menghubungkan seluruh data transaksi keuangan warga—mulai dari rekening bank, dompet digital, hingga pinjaman online—dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) masing-masing.
Peluncuran ini dimulai sebagai uji coba dalam sistem penyaluran bantuan sosial non-tunai (bansos), di mana BI akan memverifikasi kelayakan penerima dengan melihat struktur keuangan mereka secara lebih akurat. BI berharap sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam sistem pembayaran nasional, tetapi juga menjadi fondasi ekonomi digital yang lebih transparan dan inklusif.
Namun, di balik manfaat ini, kekhawatiran publik terhadap keamanan dan privasi data keuangan mencuat. Banyak pihak mempertanyakan apakah sistem ini justru menciptakan risiko pengawasan terlalu luas terhadap aktivitas keuangan warga, termasuk potensi pajak ganda atau penyalahgunaan data. Sebagian masyarakat bahkan menyebut peluncuran di momen kemerdekaan sebagai ironi, karena keinginan transparansi keuangan bisa jadi membelit kebebasan personal.
Bank Indonesia menanggapi kekhawatiran ini dengan menjamin bahwa setiap akses terhadap data Payment ID tetap melalui prosedur consent-based, di mana otorisasi harus diberikan langsung oleh pemilik data—misalnya melalui notifikasi di ponsel saat bank atau lembaga lain meminta akses profil keuangan.
Melalui Payment ID, BI berharap sistem keuangan nasional bisa menjadi lebih canggih, tertib, dan adaptif terhadap tantangan fintech masa depan. Meski demikian, kunci kesuksesan sistem ini terletak pada perlindungan data pribadi dan transparansi proses. Tanpa pengawasan yang kuat, Payment ID memiliki potensi mengubah lanskap identitas digital dan menimbulkan ketegangan baru antara efisiensi dan privasi.
Sumber: